Suatu hari, Juni 2004 di Potlot, Bimbim kedatangan tamu istimewa yang juga sahabat karibnya, Imanez, mantan vokalis dan juga bassist Slank sebelum rekaman sekitar 1987-an.
"Dia datang bawa demo, katanya ia baru saja merekam lagu-lagu barunya. Ia ingin kerja bareng lagi ama gue untuk album barunya. Tapi demo itu belum sempat gue dengar abis, tiba-tiba gue dapat kabar dari keluarganya, kalau Iman masuk rumah sakit Dharmais. Ia mengidap kanker hati, " kenang personel Slank penuh dukacita.
Abdul Firman Saad nama lengkap Imanez, meninggal 22 Juni 2004, persis di hari ulang tahunnya yang ke-36 di RS Kanker Dharmais. Ayah dari Vagna Diandra Putri ini, selain meninggalkan keluarganya, ia juga meninggalkan sejumlah kenangan manis, kenangan kreatif pada sahabat karibnya dan sejumlah seniman musik di tanah air.
"Iman adalah sosok yang kreatif, penuh energi, spontan dan tentu saja memberikan kontribusi cukup besar untuk karya teman-temannya," terang Oppie Andaresta, salah seorang karib almarhum. Oppie lebih jauh melihat dia sebagai sosok inspirator. "Dia salah satu musisi dengan multi talent. Buat kita, Imanez seperti Lenny Kravitz, yang bisa memainkan semua instrument musik”.
Di masa hidup pencipta sejumlah hits reggae Anak Pantai, Ikan Bakar, Sunset, Tequila Sunrise, Playboy, Tropical Rembulan dan Samalona ini, sangat dekat dengan Nyanya, sapaan sayang putri tunggalnya dan selalu memotivasinya dalam dunia seni dan pendidikan. Kini Nyanya, mulai menguasai instrumen gitar bass seperti ayahnya, dan tengah menuntut ilmu di Yogyakarta.
Dalam sejarahnya Imanez pernah membentuk grup Speedy Beetle dan Metalover itu, tercatat sebagai musisi yang mengemas musik reggae, bukan sekadar tempelan, baik aransemen maupun tema lagunya, sebagai bukti totalitas Imanez terhadap musik reggae. Bahkan Imanez bisa dibilang telah memberi warna dalam industri musik Indonesia serta menebar inspirasi pada remaja era 90-an.
Sayang, almarhum belum sempat melahirkan komunitas reggae. Tapi harus diakui, dia adalah inspirator bagi sejumlah musisi, terlebih mereka yang memilih reggae sebagai media ekspresinya saat ini, seperti Steven & Coconut Treez dan Tony Q & Rastafara.
Karir musikal Imanez memang sempat terhenti lama, setelah merilis album keduanya pada 1995. Tapi aktifitas musikalnya tetap eksis. Iman, panggilan sayangnya, sempat mencipta lagu untuk Paramitha Rusady dan Elsa Sigar. Seperti tak pernah kehabisan enerji kreatif, beberapa pekan sebelum wafat, ia telah merampungkan album ketiganya yang kemudian disodorkan kepada Bimbim dan mengajaknya untuk kerja sama. Sayang belum sempat terwujud, Imanez keburu berpulang ke Rahmatullah.
"Insya Allah, semua sahabat karib almarhum semasa hidupnya, akan memberikan dukungan pada album ke-3 tersebut," jelas Ivanka, bassist Slank. Menurutnya, beberapa dari musisi pendukung acara Berbagi Rasa Bersama itu, akan terlibat pula dalam penggarapan album ke-3 almarhum.
"Inilah cara kami, teman-taman Imanez, menghormati dia sebagai seorang teman musisi yang kreatif, berbakat dan menyenangkan. Kami mengambil spirit Imanez, ingin spirit seninya tetap hidup. A Tribute to Imanez adalah merayakan kehidupan itu sendiri. Semoga sampai saat ini, almarhum senantiasa berada disisi terdekat dari Sang Pencipta. Amien," imbuh Oppie yang akan tampil bersama Krisdayanti, Syaharani, Melanie Soebono, Kaka, Tony Q, Iwa K, Ipang, Giri, Steven & Coconut Treez, Otto Jam, Pulau Biru Jammin, Bongky, Anda, Abdee, Ridho, Bonita, Bimbim, Njet, Indra Q dan lainnya di Hard Rock Café Jakarta, pada 21 Juni 2006.
Sumber : http://bgs-dennis.blogspot.com/
Sumber : http://bgs-dennis.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar